Developer Hadoque yang masih baru di industri game belum begitu dikenal secara luas. Studio asal Swedia ini baru memulai debutnya dengan sebuah game Metroidvania berjudul ULTROS. Meskipun berpengalaman minim, mereka berhasil meyakinkan Sony untuk merilis game tersebut secara eksklusif di platform PlayStation. Dengan dukungan publisher Kepler Interactive, ULTROS akhirnya dirilis pada bulan Februari 2024.
Bagaimana debut game ini? Simak ulasan lengkapnya!
Story dan Gameplay Ultros
Kisah ULTROS berfokus pada seorang wanita berhelm bernama Ouji, yang terdampar setelah kapalnya menabrak sebuah rahim kosmik raksasa bernama The Sarcophagus. Tempat misterius ini dipenuhi makhluk iblis kuno yang dikenal sebagai ULTROS.
Ouji, meskipun tidak berbicara dan namanya tidak disebut, tampaknya terjebak dalam lingkaran waktu yang abadi. Tanpa teman, ia harus mencari cara keluar dari dunia asing tersebut, yang penuh dengan misteri dan makhluk aneh. Bagaimana nasibnya di tempat ini? Jawabannya dapat ditemukan dalam game ULTROS!
Gameplay
ULTROS adalah game petualangan yang memadukan elemen Metroidvania, Roguelite, dan berkebun—ya, berkebun menjadi bagian penting dalam permainan ini.
Anda berperan sebagai Ouji, seorang wanita berpenampilan seperti astronot, yang terdampar di dunia asing setelah kapalnya menabrak sarang iblis kuno bernama ULTROS. Tanpa petunjuk, Ouji berusaha mencari jalan keluar sambil menghadapi berbagai makhluk aneh di sepanjang perjalanannya.
Roguelike
Seperti game Metroidvania pada umumnya, ULTROS menyajikan petualangan dalam perspektif 2D sidescrolling dengan aksi dasar seperti berlari, melompat, dan slide. Seiring progres, pemain akan mendapatkan kemampuan baru untuk mengakses area yang sebelumnya tidak terjangkau, dengan kemampuan ini diperoleh dari membebaskan delapan Shaman yang tersebar di dunia Sarcophagus.
Meskipun mekanismenya mirip game Metroidvania lainnya, setiap kali Anda membebaskan satu Shaman, alih-alih melanjutkan perjalanan, Anda kembali ke titik awal. Pola ini, meskipun menarik pada awalnya, bisa menjadi membosankan karena Anda harus menelusuri area yang sama berulang kali.
The Cortex
Yang membedakan ULTROS dari game Metroidvania lainnya adalah sistem pengembangan kemampuan karakter melalui Skill Tree bernama Cortex. Alih-alih mengalokasikan Skill Points, Anda harus memakan sesuatu untuk mendapatkan nutrisi, yang berfungsi layaknya EXP. Nutrisi ini kemudian digunakan untuk membuka skill tertentu setelah terpenuhi.
Namun, karena konsep Roguelike yang diterapkan, setiap kali mati, Anda kehilangan Skill dan Upgrade yang telah dibuka. Meskipun ada item khusus untuk mengunci beberapa skill agar tidak hilang, pengembangan karakter tetap terasa berulang dan bisa menimbulkan rasa frustrasi.
Combat
Pertarungan dalam ULTROS berlangsung cepat dan sederhana. Pemain hanya perlu menekan tombol serangan berulang kali untuk melakukan kombo atau menggabungkannya dengan tombol arah untuk variasi serangan. Selain menyerang, Anda bisa menghindari serangan musuh dengan sliding dan melakukan counter dari belakang untuk menghasilkan kerusakan lebih besar.
Mekanisme pertarungannya cukup dasar dan tidak sekompleks game seperti Prince of Persia: The Lost Crown. Namun, pertarungan melawan boss tetap menantang dan membuat aksi lebih intens dibandingkan menghadapi musuh biasa.
Gardening
Seperti yang telah disebutkan, elemen Roguelike dalam *ULTROS* membuat Anda harus kembali ke area awal setelah menyelamatkan Shaman atau mendapatkan kekuatan baru. Untuk mengurangi frustrasi ini, developer menambahkan mekanik berkebun. Di sepanjang permainan, Anda akan menemukan benih yang dapat ditanam di area subur. Tanaman ini akan tumbuh dan memberikan manfaat saat berkembang.
Mekanik berkebun ini sangat penting karena membantu Anda menemukan rute yang lebih efisien. Dengan memanfaatkannya, Anda dapat memotong jarak tempuh saat kembali ke area awal, mempermudah perjalanan ke tujuan berikutnya.
Presentation Visual dan Audio
Salah satu keunggulan utama ULTROS adalah presentasi visualnya yang estetik dan unik. Dunia, karakter, dan antarmuka game ini menampilkan gaya psikedelik dengan warna-warna pastel yang mencolok dan imajinatif. Meski visual ini membuat game terasa berbeda, kombinasi warna yang terlalu intens bisa membuat mata lelah dan fokus pemain terpecah.
Game ini tidak memiliki sulih suara, sehingga percakapan harus dibaca dalam bentuk teks. Namun, musiknya berhasil menangkap suasana dunia psikedelik dengan baik, beradaptasi antara tenang dan intens tergantung situasi, terutama saat melawan boss.
Meskipun ULTROS membawa tema dewasa seperti banyak game Metroidvania lainnya, ia menawarkan visual terang yang kontras dengan tema gelap khas genre ini, serta elemen berkebun yang unik dan menyatu dengan gameplay. Hal ini membuat ULTROS tampak berbeda dari game sejenis.
Sebagai game Metroidvania, ULTROS memiliki keunikan dari segi visual dan gameplay berkebunnya. Namun, sistem pertarungannya yang terlalu sederhana cepat membosankan, dan elemen Roguelike yang terasa dipaksakan merusak alur permainan karena banyaknya backtracking setelah menyelamatkan Shaman.